••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈••
🌿 Angin malam berdesir, membawa serta bisikan penyesalan yang terdalam. Di tengah keheningan, sebuah pertanyaan mendobrak relung hati yang paling dalam, Mungkinkah kesucian hati bersanding dengan noda hitam pekat?
🪶 Jawabannya membentang jelas, sejauh jarak timur dan barat, sejauh langit dan bumi. Tak ada keraguan. Tak ada ruang abu-abu.
📓 Setiap dosa, setiap maksiat, adalah tinta hitam yang menorehkan noktah kelam di kanvas kalbu. Awalnya hanya setitik, menyelinap di sudut tersembunyi. Namun, saat kemaksiatan menjadi teman akrab, saat langkah kaki enggan beranjak dari lumpur dosa, titik itu menyemut. Ia meluas, merayap perlahan, menguasai setiap jengkal, hingga akhirnya menenggelamkan seluruh cahaya.
Mata hati itu, yang dahulu bening dan bersinar, kini tertutup rapat oleh kabut pekat.
🌿 Ketaatan yang pernah menjadi denyut nadi, kini terasa seperti beban yang membelenggu. Dulu, selembut embun pagi, ia bangun menyambut panggilan Allah, kini, adzan hanya sayup-sayup terdengar, menguap bersama angin lalu.
⏳ Bahkan salat, yang merupakan identitas seorang mukmin, pilar yang menopang jiwanya, rela ia tinggalkan. Sekalipun ia tahu, betapa agungnya kedudukan salat? Meskipun ia paham, betapa vitalnya ia bagi sebuah jiwa yang mendamba surga?
⚫ Namun, ketika hati telah menghitam, ia menjadi buta. Inilah hukuman yang paling mengerikan kehilangan arah di tengah gelombang subhat dan fitnah kehidupan.
Bukan, ini bukan sekadar hukuman bagi pelaku dosa.
Tahukah engkau, apa yang menanti di balik kegelapan itu?
✅ Allah ﷻ berfirman,
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”
[QS.Az-Zukhruf : 36]
🌁 Diam-diam, saat kita berpaling dari cahaya, dari bisikan zikir, dari kebenaran yang menuntun, sesuatu yang lain datang mendekat. Ia bukan sekadar bayangan, bukan pula fatamorgana. Ia adalah setan, sang penguasa kegelapan, yang diutus menjadi pendamping.
🐾 Ia datang, merangkul erat, seolah sahabat karib yang tak terpisahkan. Ke mana pun kau melangkah, ia ada. Bisikannya lembut, menenangkan, seolah setiap jalan yang kau pilih adalah benar. Ia menghalangi, namun kau tak merasa terhalangi. Ia menyesatkan, namun kau merasa berada di atas petunjuk. Setiap nasihat yang datang, ia sapu bersih dengan argumen semu, seolah kau lebih bijak, lebih tahu.
Dan kau, dalam kegelapan yang pekat, merasa aman. Kau yakin, inilah jalanmu. Kau yakin, inilah takdirmu. Kau yakin, kau adalah orang yang paling beruntung, karena telah menemukan “jalannya sendiri.”
✅ Allah ﷻ berfirman,
وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ
🚧 “Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.”
[QS.Az-Zukhruf : 37]
💥 Namun, suatu hari, tirai ilusi itu akan tersingkap. Bukan di dunia ini, melainkan di akhirat kelak. Di sanalah, di hadapan Sang Maha Kuasa, kebenaran akan terpampang telanjang. Ketika kau melihat kembali ke belakang, ke jejak langkah yang kau pilih, ke teman yang selalu menyertaimu, sebuah penyesalan akan mengoyak jiwamu.
📌 Di sana, di hadapan cahaya yang tak pernah padam, kau akan memandang wajah “teman” setia itu. Bukan lagi bisikan menenangkan, melainkan tawa mengejek yang menggema di telingamu. Bukan lagi tangan yang merangkul, melainkan cengkeraman dingin yang mencekik erat.
❗ “Duhai,” rintihmu, suaramu tercekat oleh air mata yang tak mampu keluar, “seandainya saja dahulu jarak antar aku dan kamu seperti jarak antara Masyriq dan Magrib!” Sebuah jarak yang tak terjangkau, tak tersentuh, namun sekarang tak mungkin lagi diperbaiki.
✅ Allah ﷻ berfirman,
حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ
وَلَنْ يَنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ إِذْ ظَلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ
🍂 “Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat), dia berkata, “Aduhai, seandainya (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyriq dan magrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia).”
[QS.Az-Zukhruf : 38-39]
🍃 Dan di sanalah, kau akan menyadari. Kau bukanlah korban, melainkan pelaku yang dengan sukarela membuka pintu bagi kegelapan. Dan “teman” yang kau kira setia itu, hanyalah iblis yang menari di atas kehancuranmu.
☄️ Kisah ini bukan sekadar peringatan. Ia adalah cermin, memantulkan pertanyaan ke dalam dirimu, Di mana hatimu berada saat ini? Apakah ia bersinar, ataukah perlahan mulai menghitam? Dan siapa yang menjadi teman sejatimu dalam perjalanan ini?
واَللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
Semoga bermanfaat.
🌹 جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
================
🗓 Referensi Kajian Kitab Ad-Daau wa Ad-Dawaau (Penyakit Hati dan Obatnya) Karya Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah Rahimahullah, disampaikan oleh Al-Ustaz Abdurrahman Rauf حفظه اللــــــــه, di Ma’had al-Imam Asy-Syafi’i Lhokseumawe, Senin malam Selasa, 21 Dzulhijjah 1446 H./16 Juni 2025 M.
🗓 Kamis, 1 Al-Muharram 1447 H./26 Juni 2025 M.
🎒 Yuk join media UAK lainnya!
• t.me/ukhuwahanakkuliah
• https://linktr.ee/mediauak
• www.ukhuwahanakkuliah.com
• www.instagram.com/ukhuwahanakkuliah/