Manhaj

Atsar.id
Atsar.id oleh Abu Abdillah

bahaya menolong kebatilan

🌅❌💥✊🏻 BAHAYA MENOLONG KEBATILAN 📢 ... Asy Syaikh Rabi bin Hady Al Madkhali hafizhahullah 📫 Pertanyaan:  .Bagaimana kesahihan hadits ini : "Barangsiapa yang menolong kebatilan dalam keadaan dia mengetahuinya maka terus menerus dia dalam kemurkaan Allah hingga ia meninggalkan apa yang dia ucapkan" ? 🔓 Jawaban: Yang saya ketahui, sesungguhnya hadits ini shahih, kita memohon kepada Allah keselamatan. Kita lihat kebanyakan manusia di zaman ini, mereka mengetahui kebenaran tapi mereka memeranginya, dan memerangi pengikut kebenaran. Dan mereka menolong pelaku kebatilan, berupaya menolong kebatilan dan membelanya, serta membela pelakunya. Mereka mengangkat pelaku kebatilan sampai pada tingkat kedudukan syuhada, kedudakan mujahidin dan..dan.. sampai pujian-pujian yang mereka sematkan kepada pelaku kesesatan dan pelaku kebatilan. Ini adalah perkara yang membahayakan demi Allah, terus menerus mereka akan berada dalam kemurkaan Allah sampai ia meninggalkan apa yg ia katakan. ☝🏻️ Maka kita memohon kepada Allah semoga memberikan taufiq kepada kita dan juga mereka, agar mereka melepaskan kebatilan ini dan tidak menolongnya.  📁 As'ilah wa Ajwibah Muhimmah fi 'Ulum Al-Hadits (Al-Halaqah Al-Uula.) 🌎 Sumber || http://www.rabee.net/ar/questions.php?cat=38&id=591 📤 Kunjungi || http://forumsalafy.net/bahaya-menolong-kebatilan/ ⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia ⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy 🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasehat syaikh rabi' terhadap masalah manhajiyyah di indonesia

NASEHAT EMAS ASY SYAIKH RABI' BIN HADI ALMADKHOLY HAFIDZAHULLAH TERHADAP BEBERAPA MASALAH MANHAJIYYAH DI INDONESIA Sumber gambar: http://www.public-domain-image.com/ بسم اللـــه الــــــرحمن الــــــــرحيم Ringkasan Nasehat Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali dalam kesempatan jalsah (pertemuan) bersama para du’at Indonesia, di rumah beliau di daerah Al-’awali Makkah Al-Mukarramah, Ramadhan 1433 H. Tentang Meninggalkan Sebab-Sebab Perselisihan Beliau menasehatkan untuk meninggalkan semua sebab yang mengantarkan pada perselisihan (Khilaf), dan menasehatkan untuk berlemah- lembut, menjaga lisan, dan saling berukhuwwah serta saling merekatkan hati. Juga senantiasa waspada dari syaithan yang berupaya menimbulkan perpecahan antar salafiyyin. Tentang Radio Rodja [a] Asy-Syaikh Rabi’ ~hafidzahullaah~ berkata: “Barangsiapa yang masih menghormati manhaj dan aqidahnya maka hendaknya dia tidak mendengar mereka (radio Rodja), adapun barangsiapa yang tidak menghormati manhaj dan aqidahnya, maka silakan dia mendengarkannya.” [b] Asy-Syaikh Rabi’ ~hafidzahullaah~ berkata: “Aku nasehatkan kepada ikhwah agar menjauhkan diri dari mendengarkan Radio Rodja.” [c] Kemudian beliau (Asy-Syaikh Rabi’) mengingatkan kami dengan atsar dari Ayyub as-Sakhtiyani dan Muhammad bin Sirin tentang sikap tidak mau mendengar ucapan ahlul bid’ah, yaitu tatkala ada seorang ahlul bid’ah mengatakan kepadanya, “Aku akan bacakan kepadamu satu ayat.” Maka keduanya menjawab, “Tidak.” [d] Kitab-kitab salaf sudah mencukupi kita dari mendengarkan radio Rodja dan segala isinya. [e] Radio Rodja menyebabkan terjadinya perselisihan antar salafiyyin. maka beliau memerintahkan untuk meninggalkannya. [f] Ihyaut Turats, ‘Ali Hasan, dan Abul Hasan, adalah di antara pihak-pihak yang paling keras permusuhannya terhadap ahlus sunnah. [g] Orang-orang awam TETAP HARUS diperingatkan dari bahaya radio Rodja. Karena salaf dulu juga mentahdzir orang awam dari bahaya Ahlul Bid’ah. Tentang Yazid Abdul Qadir Jawwas, salah satu tokoh besar Rodja Asy-Syaikh Rabi’ menyatakan bahwa Yazid hanya sekedar memakai baju salafiyyah. Beliau tidak ridho kalau dikatakan Yazid adalah salafi, ataupun salafi goncang. Tentang Turut Andilnya Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq di radio Rodja Asy-Syaikh Rabi’ menegaskan bahwa hal ini tidaklah menjadi justifikasi (pembenaran) untuk mendengarkan Rodja. Kata beliau, Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq tertipu dengan mereka (para turatsiyyin). Tentang Para Pengisi di Radio Rodja Ketika disebutkan, bahwa para pengisi Rodja menetapkan manhaj salaf, maka Asy-Syaikh Rabi’ menjelaskan bahwa urusan mentabdi’ seseorang tidak mesti bahwa semua yang ada pada diri si mubtadi‘ bertentangan dengan manhaj salaf, dan kondisinya jelas seratus persen ibarat matahari seperti Safar, Salman, ‘Ali Hasan, dan Abul Hasan. Ya’qub bin Syaibah dibid’ahkan oleh para ‘ulama hanya karena satu perkara. Seseorang terkadang keluar dari salafiyyah karena satu perkara!! Mencari/meneliti Kesalahan Orang Lain Kesalahan apabila sudah tersebar, maka tidak boleh didiamkan. Asy-Syaikh Rabi’ mengatakan: “Seorang yang salah wajib dinasehati. Yang salah wajib untuk segera rujuk dengan mudah. Dulu ‘Umar bin Al-Khaththab seorang yang waqqaf (tunduk) dengan Kitabullah. Jadilah kalian orang-orang yang waqqaf terhadap Kitabullah. Seorang mukmin itu lunak dan mudah (kembali kepada Al-haq).” Ja'far Umar Thalib Ketika ada yang mengatakan kepada Asy-Syaikh Rabi’, bahwa sebagian ikhwah menutup pintu taubat bagi Ja’far ‘Umar Thalib, maka Asy-Syaikh Rabi’ menyebutkan sebuah hadits tentang Khawarij: يَخرُجُونَ مِنَ الدِّينِ ثُمَّ لاَ يَعُودُونَ إِلَيْهِ "Mereka keluar dari agama, kemudian tidak kembali lagi padanya". Kemudian beliau (Asy-Syaikh Rabi’) berkata, “Aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya, aku telah menasehatinya, dan aku tidak berharap lagi.” Naskah Kesimpulan tersebut dibacakan oleh Asy-Syaikh Khalid azh-Zhafiri di hadapan Asy-Syaikh Rabi’, dan beliau pun menyetujuinya. Sumber: http://goo.gl/xEeoW2 ____________________ مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net WA Al Istiqomah ※ WALIS ✆
9 tahun yang lalu
baca 4 menit