Senyum adalah ekspresi ringan namun memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sosial seorang Muslim. Nilai senyum dalam perspektif Islam berdasarkan perilaku Nabi Muhammad ﷺ, yang dikenal sebagai pribadi yang murah senyum merupakan amalan yang berpahala. Dengan merujuk pada hadis sahih, meneladani akhlak Nabi dalam menyebarkan kebaikan melalui senyuman adalah ajaran yang sangat indah.
Senyum merupakan bagian dari akhlak mulia yang amalkan oleh Rasulullah ﷺ dalam interaksi sehari-hari. Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,
“Tidaklah Rasulullah ﷺ melihatku melainkan pasti beliau tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa senyum merupakan bagian dari karakter Nabi ﷺ yang konsisten dan bukan sekadar respons sesaat. Hal ini menunjukkan kepribadian beliau yang lembut, ramah, dan penuh kasih sayang.
Dalam hadis lain, Nabi ﷺ bersabda,
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Ini menunjukkan bahwa senyum tidak hanya berdampak sosial, tapi juga memiliki nilai ibadah dan pahala di sisi Allah ﷻ. Wajah yang ceria membuka hati orang lain dan memudahkan penyebaran dakwah dan kebaikan. Rasulullah ﷺ menyampaikan risalah dengan kelembutan dan akhlak yang mulia.
Allah ﷻ berfirman,
“Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Senyum adalah bagian dari sunnah Nabi ﷺ yang tampaknya sederhana, tetapi mengandung makna besar dalam membangun akhlak pribadi dan kehidupan sosial kaum muslimin. Meneladani Rasulullah ﷺ dengan memperbanyak senyum adalah langkah nyata untuk menyebarkan kasih sayang, mempererat persaudaraan, dan menghidupkan sunnah yang sering terlupakan. Allahu a’lam