JANGAN ADA HASAD DI ANTARA KITA
Hasad (الحسد) atau dalam bahasa kita iri dengki adalah penyakit hati yang sangat merusak, baik bagi pelakunya maupun lingkungan sekitarnya. Ia bisa menghancurkan amal, merusak persaudaraan, dan memutuskan hubungan yang dibangun atas dasar iman. Islam sebagai agama yang suci mengajarkan umatnya untuk membersihkan hati dari segala bentuk penyakit, termasuk hasad, karena ia bertentangan dengan cinta, kasih sayang, dan ketulusan.
Hasad berarti membenci nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada orang lain. Ini menunjukkan betapa buruk dan jahatnya hasad: bukan hanya karena tidak ingin orang lain mendapat kebaikan, tetapi juga karena tidak rela terhadap takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hasad, Tanda Ketidaksukaan pada Ketetapan Allah Ta’ala.
Syaikh Shalih Alu Syaikh hafidzahullah memberikan nasihat yang dalam:
“Janganlah engkau hasad kepada orang yang lebih hafal, lebih berilmu atau lebih bermanfaat bagi manusia darimu. Tapi bergembiralah jika ada orang yang menegakkan hak Allah dan hak para hamba-Nya.” Ath-Thoriq ilan Nubugh al-Ilmi 115
Ini adalah prinsip keikhlasan yang agung. Seorang mukmin sejati hendaknya tidak terganggu dengan kelebihan orang lain dalam hafalan, ilmu, atau kontribusi sosial. Bahkan, ia seharusnya bahagia melihat saudaranya mendapatkan taufik dari Allah Ta’ala karena itu menunjukkan kebaikan yang tersebar di tengah umat.
Hasad sering muncul karena lemahnya iman terhadap qadha dan qadar. Ketika seseorang tidak ridha dengan pembagian Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia mulai membanding-bandingkan dan mencela dalam hati, bahkan sampai menginginkan keburukan bagi orang lain. Padahal, Allah lah yang memberikan kelebihan pada siapa yang Dia kehendaki.
Dalil dari Al-Qur’an dan Hadis
Allah Ta’ala berfirman:
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad dan sahabat-sahabatnya) karena karunia yang telah Allah berikan kepada mereka?” (QS. An-Nisa: 54)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jauhilah oleh kalian hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ini menunjukkan bahwa hasad bukan hanya penyakit batin, tapi juga penghapus amal. Yakin bahwa setiap kelebihan adalah pemberian Allah, dan Allah membagi sesuai hikmah-Nya. Latih hati untuk mendoakan orang lain yang mendapatkan nikmat, agar hati menjadi lembut. Selain itu berusaha untuk selalu memperbaiki diri.
Daripada sibuk hasad, lebih baik memperbanyak amal dan menuntut ilmu untuk mengejar ketertinggalan. Menguatkan cinta karena Allah (al-ukhuwah fillah). Jika kita benar-benar mencintai saudara kita karena Allah, kita akan senang atas keberhasilannya.
Hasad adalah musuh dalam selimut. Ia bisa muncul dalam persaingan dunia, dakwah, bahkan dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu, kita perlu terus membersihkan hati dari segala bentuk iri dengki. Bergembiralah ketika saudaramu diberikan kelebihan, karena itu adalah bentuk karunia Allah yang menambah keberkahan umat ini.
Semoga Allah membersihkan hati-hati kita, menjauhkan kita dari hasad, dan menghiasi diri kita dengan keikhlasan serta cinta kepada kebaikan saudara kita.
Wallahu a’lam.