Baca artikel Islami pilihan dari berbagai media terpercaya

MEMETIK BUAH KESABARAN DARI KETAATAN KEPADA WALIYUL AMR DI MASA PANDEMI 🎙️Al Ustadz Ahmad Khadim حفظه الله Rahimani wa rahimakumullah. Marilah kita semua, sadar dan yakin bahwa kita ini sebagai hamba Allah Jalla wa 'Azza yang tidak diciptakan oleh Allah Jalla wa 'Azza kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah, untuk mentauhidkan Allah Jalla wa 'Azza. Demikian pula, marilah kita sadar dan menyakini bahwa kita hidup di negara ini sebagai rakyat. Kesadaran kita, sebagai rakyat ini sangat penting bagi kita. ✅ Dalam upaya untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya, ✅ Dalam upaya untuk menciptakan situasi yang kondusif, ✅ Dalam upaya untuk memberikan saham kebaikan terhadap negara dan umat yang ada di negara kita ini. Oleh karena itu, Ahlussunnah wal Jama'ah punya prinsip terkait rakyat kepada penguasanya dan ini perlu disadari sekali lagi diyakini bahwa; ❌ Ketika prinsip ini dilanggar, ❌ Ketika prinsip ini diterjang, ❌ Ketika prinsip ini ditentang, 🚨 Akan menimbulkan kekacauan, 🚨 Akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif, 🚨 Dan akan menimbulkan berbagai macam bentuk kenegatifan dan kehancuran, ketika tidak diindahkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu bukan hanya sekedar situasi yang aman dan kondusif atau hal-hal yang menyebabkan tentram dan sejuk masyarakat, tapi ini merupakan ajaran agama Allah, merupakan bimbingan Al-Qur'an dan Sunnah yaitu; ❇️ Wajib taat kepada pemerintah kita dalam perkara yang ma'ruf, ❇️ Wajib kita taat kepada pemerintah dalam perkara yang ma'ruf, dalam perkara yang baik yang tidak menyelisihi Al-Qur'an dan Sunnah. Demikian pula, kita dilarang oleh syariat, kita dilarang oleh Islam untuk membangkang pemerintah kita, untuk menentang pemerintah kita dan tidak taat kepada pemerintah kita dalam perkara yang ma'ruf dan kitapun diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya untuk sabar akan segala sesuatu dari anjuran pemerintah, pemerintah yang mengatur semua ini terkhusus di masa pandemi ini. Jangankan di masa pandemi, bukan di masa pandemi, seandainya pemerintah kita dzholim kepada kita, mengambil harta kita, memukul punggung-punggung kita, kita diperintah oleh Allah untuk sabar. 🚫 Jangan sampai kita malah membangkang atau memberontak wal 'iyadzubillah. Pembangkangan, pemberontakan itu bukan ajaran Islam terhadap penguasa muslim, terhadap pemerintah muslim, Islam sangat mengecam tindakan radikalisme, pemberontakan dan segala upaya penentangan kepada pemerintah. Oleh karena itu, sadarnya kita sebagai masyarakat atau rakyat ini penting, terutama di masa pandemi yang pemerintah memberikan prokes (protokol kesehatan) kepada kita. 🚧 Jangan sampai kita mengambil alih tugas pemerintah. 🚧 Jangan sampai kita mengecam pemerintah, menentang pemerintah, membantah pemerintah. 🚧 Dan jangan sampai pula kita memberikan sanksi kepada sesama kita, ketika di antara kita ada jatuh pada salah yang sanksi itu melebihi takaran pemerintah. 🚧 Dan jangan sampai kita berlebih-lebihan, ghuluw, dalam mensikapi prokes yang ada. 👉🏼 Kembalikan kepada pemerintah, 👉🏼 Tanya kepada pemerintah, 🔥 Bukan menyaingi hukum-hukum pemerintah, 🔥 Bukan menyaingi SE-SE (Surat Edaran) pemerintah, 🔥 Bukan membantah pemerintah, bukan membantah pemerintah, 🔥 Dan bukan memberikan sanksi kepada siapa saja yang salah, terjatuh pada pelanggaran prokes, yang sanksi itu melebihi sanksi pemerintah. Oleh karena itu hadirin rahimani wa rahimakumullah. Sabar itu merupakan anugerah Allah yang terbaik. 💐 Sabar ketika taat kepada Allah, yang di dalamnya juga ada unsur taat kepada pemerintah kita dalam perkara yang baik. 💐 Sabar ketika menjauhi maksiat kepada Allah, kita tinggalkan, kita jauhi segala bentuk maksiat kepada Allah, segala bentuk yang menjerumuskan kepada dosa dan kemurkaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kita tinggalkan, kita jauhi, kita hindari. 💐 Demikian pula sabar ketika kita tertimpa musibah, di antara musibah adalah adanya wabah virus corona ini, atau musibah yang menimpa diri kita, sakit, kematian, ataupun kemiskinan. Ketika kita sebagai hamba Allah Azza wa 'Azza sabar dalam tiga hal ini, sabar ketika taat kepada Allah dengan penuh ikhlas, sabar ketika menjauhi maksiat kepada Allah dengan penuh ikhlas dan sabar ketika kita tertimpa musibah dengan penuh ikhlas hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka, Allah telah memberi dia pemberian yang terbaik dan terluas dalam Islam ini, dalam agama ini, dalam nikmat ini. Dan Allah akan memberikan pahala yang tiada henti-hentinya, tiada tara dan tidak ada batasnya sekehendak Allah Jalla wa 'Azza ketika memberikan pahala kepada kita, hamba-Nya. Sumber: Cuplikan Khutbah Iedul Fitri 1443H, Lapangan Dirgantara Kota Malang https://t.me/Salafy_Sorowako/1879

 .(115) Ibumu Masih Hidup? Adz Dzahabi ( Siyar A'lam 17/645 ) menyebut Sulaim bin Ayyub ar Raazi sebagai al Imam, Syaikhul Islam, dan ulama bermazhab Syafi'i. Lahir di negeri Rayy (tenggara kota Teheran, Iran) tahun 360-an hijriyyah. Beliau di kemudian hari memilih untuk melalui dan me…

 .(114) Mana Kekal, Mana Lenyap Allah Ta'ala berfirman : مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَاقٍۗ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ " Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami…

(113) Kaum Dermawan di Ramadhan Abu Thalhah (Sahih Bukhari 1461 Muslim 998) termasuk orang kaya kaum Anshar. Kekayaannya berupa kebun-kebun kurma yang produktif. . Bairaha' adalah nama kebun kurma miliknya yang paling berharga. Letaknya berhadap-hadapan dengan masjid. Nabi Muhammad ﷺ sering m…

(112) Langkah Ibu Tak Kenal Lelah Sudah beberapa referensi bacaan saya cari, literatur-literatur utama saya lacak, namun belum ketemu juga hingga kini. Jika ada pembaca yang berkenan berbagi, tentu saya sangat berterimakasih. . Apa yang saya cari? Nama ibunda Imam Bukhari. Literatur semacam …

 .(111) Seorang Ayah Yang Tengah Berjihad Sepuluh malam terakhir Ramadhan 1443 H. Malam ke-25 tepatnya. Ada seorang ayah, bahkan banyak dan bukan seorang, yang kini sedang berpikir berat. Dalam hitungan hari ke depan, ada banyak biaya yang mesti dikeluarkan. Iya... Waktu masuk pondok anak-a…

Sehari Seutas Benang, Setahun Selembar Kain Pecinta ilmu fikih, khususnya yang mendalami mazhab Syafi'i, tak mungkin tak kenal Ar Rabi' bin Sulaiman al Muradi. Adz Dzahabi ( Siyar A'lam 12/588 ) menyebut beliau sebagai, " ... imam ahli hadis, pakar fikih terkemuka...murid terpercaya dan penyampai …

 .(110) Istri Salehah di Tarikh Makkah Jarak tempuh dari atas bukit Shafa ke atas bukit Marwah kurang lebih 450 m. Jika tujuh putaran, maka 3 km lebih Sa'i dilakukan. Berjalan di tengah padatnya arus manusia namun dituntut khusyuk dan tenang. Sambil membayangkan betapa berat perjuangan …

(109) Kota Madinah dan Suami Teladan والمَدِينَةُ خَيْرٌ لهمْ لو كَانُوا يَعْلَمُونَ " Kota Madinah jauh lebih baik untuk mereka. Andai saja mereka mengerti " Sebaris kalimat di atas disabdakan Nabi Muhammad ﷺ , ketika memberitakan akan diraihnya kemenangan dan perluasan wilayah Islam. Syam aka…

 .(108) Haus Menggerus Singkat cerita, syahwat dunia sering diidentikkan dengan 3 hal, yaitu tahta, harta, dan wanita. Memang perlu dirinci. Juga masih bisa ditambah dan dikembangkan. Contoh syahwat dunia lainnya adalah popularitas. Namun, singkat ceritanya demikian. Kita sedang berbicara tentang syahwat dunia. Mengenai orang-orang yang menghinakan diri sebagai budak-budaknya. Mereka yang lebih memilih memuaskan syahwat dunia, dibanding berlelah-lelah mengekang syahwat demi kebahagiaan akhirat. Tidak akan ada puasnya! Titik! Mana bisa puncak terlampiaskan? Sebab, syahwat dunia bukannya terpenuhi lalu berhenti. Ia terus berambisi hingga mati oleh kepongahan dan keangkuhannya sendiri. Ibnul Qayyim ( Uddatus Shabirin, hal.276 ) membuat analog yang memadankan antara kehidupan dunia dan perjalanan sebuah rombongan. Sebuah rombongan yang telah menempuh perjalanan jauh. Bekal makanan menipis, bahkan air minum telah habis. Haus dan benar-benar haus. Tibalah rombongan di tepi laut. Mereka yang haus namun hilang akal, melihat air laut sebatas fisiknya. Air! Mereka tidak lagi secara sehat berpikir bahwa minum air laut tidak menghilangkan haus. Tidak ada lagi pertimbangan efek dan dampaknya. Pokoknya; haus. Pokoknya ; ada air. Mereka minum air laut. Semakin banyak yang diminum, semakin bertambah haus. Terus mereka minum, justru perut menjadi sakit. Bahkan, bisa berujung kematian. Berbeda hal dengan orang-orang yang masih berakal. Walau lelah, meski payah, mereka masih bisa berpikir akibat buruk minum air laut yang asin. Mereka menjauh dari tepi laut. Mereka mencari dataran. Mereka menemukan tanah yang baik. Mereka menggali sumur. Mereka menemukan air segar, sejuk, dan tawar. Karena melekat rasa sayang, mereka mengajak rombongan yang masih ada di tepi laut. Mereka panggil. Mereka beritahu. Namun, rata-rata rombongan tidak percaya, bahkan ada yang mencemooh dan mengejek. Hanya satu dua saja yang menyambut. Demikianlah analog yang diberikan Ibnul Qayyim! Para pemburu syahwat dunia ibarat orang haus yang minum air laut. Akan selalu haus. Tidak terpuaskan. Ingin berhenti, namun tak bisa. Karena belum juga sadar, di sana ada air yang segar dan sejuk. Syahwat dunia bagai air laut! Orang-orang yang berpikir jernih. Memandang sangat jauh ke depan. Mereka yang sadar bahwa kehidupan yang sesungguhnya bukanlah di dunia. Mereka yang berpikir jernih itu akan mencari sumber air yang jernih juga. Mereka ingin kehidupan yang bersih. Tidak keruh, apalagi kotor. Tidakkah cukup engkau merasakan lelah? Belumkah tiba saatnya engkau melepaskan diri dari belenggu dunia? Ingatlah, bahwa mereka yang beruntung adalah mereka yang selalu mengingat bahwa : {وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ} “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” QS. Ali Imran 185 {قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى } “Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” QS. An Nisa’:77 وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ “Mereka merasa bahagia dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” QS. Ar Ra’du:26 Semoga kita tidak termasuk yang Allah Ta'ala firmankan : بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى ( 17 ) "Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal" QS. Al A’la: 16-17. Lendah, 05 Ramadhan 1443 H/07 April 2022 t.me/anakmudadansalaf

(107) Kita Selamat, Mereka Pun Selamat Egois! . Manusia berpembawaan egois. Sering memandang dari satu arah. Tak peduli sudut-sudut yang lain. Asalkan hati senang, apa peduli kata orang. Benarkah demikian? Orang bijak adalah orang yang berusaha semaksimalnya melihat dari banyak arah. …

JANGAN TERBURU SHALAT SYURUQ DI WAKTU YANG TERLARANG... 1. Larangan Shalat Di Waktu Yang Terlarang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada sahabat 'Amr Bin 'Abasah tentang shalat, صَلِّ صَلاةَ الصُّبْحِ، ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ،…